Apa itu DDoS? DDoS (Distributed Denial of Service) adalah salah satu bentuk serangan yang sering digunakan dalam dunia hacking. Tujuannya adalah untuk mengganggu akses pengguna lain ke suatu sistem atau server dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan internet yang menuju ke sistem tersebut. Serangan DDoS dilakukan dengan berkolaborasi menggunakan sejumlah komputer host penyerang. Mereka bekerja bersama untuk membebani sistem target dengan lalu lintas yang sangat berat, sehingga sistem tersebut tidak lagi mampu merespons permintaan dari pengguna lain. Salah satu metode yang biasa digunakan adalah mengirimkan permintaan berulang-ulang ke server, seringkali dengan jumlah data yang besar.
Untuk menilai kesuksesan serangan DDoS, kita harus memperhatikan sejauh mana kemampuan server dalam menangani beban lalu lintas yang tinggi serta seberapa efektifnya firewall dalam mendeteksi dan mengatasi permintaan yang mencurigakan. Dalam menghadapi serangan semacam ini, pengelolaan keamanan dan lalu lintas jaringan menjadi sangat penting guna menjaga agar layanan tetap berjalan dengan baik.
Untuk mengetahui apa itu DDoS, kiranya Anda harus menyimak ulasan berikut ini agar Anda tahu dan paham bahwa serangan DDoS berbahaya bagi website dengan potensi merusak reputasi, mengakibatkan downtime, dan merugikan secara finansial.
Selain itu, serangan ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam kinerja sistem online, meningkatkan risiko kebocoran data, dan memberikan dampak negatif terhadap pengalaman pengguna. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang DDoS sangat penting untuk melindungi integritas dan keberlanjutan operasional suatu situs web.
Untuk itu, langsung saja disimak ulasannya berikut ini yuk!
Serangan DDoS Terbesar
Setiap tahun, serangan DDoS terus meningkat, dengan penggunanya tidak hanya mencari sensasi, tetapi juga memanfaatkannya untuk tujuan politik atau bahkan tindak kejahatan. Apa itu DDoS? Serangan seperti yang terjadi pada Spamhaus pada tahun 2013 mencatatkan sejarah sebagai serangan DDoS terbesar yang pernah terjadi. Dengan puncak kekuatan mencapai 400 Gbps, serangan itu bahkan membuat situs seperti Github tidak dapat diakses selama beberapa menit. Tahun berikutnya, Cloudflare menjadi target serangan dengan kekuatan 33% lebih besar dari serangan yang diterima Spamhaus.
Selain Spamhaus dan Cloudflare, BBC juga menjadi korban serangan DDoS pada tahun 2015, yang mencatatkan dirinya sebagai salah satu serangan terbesar dalam sejarah. Akibatnya, hampir semua layanan BBC lumpuh, termasuk domain yang tidak dapat diakses, serta layanan On-Demand dan radio yang mati.
Github juga sering menjadi sasaran serangan DDoS. Meskipun bukan serangan terbesar pada tahun 2015, tahun 2018 menyaksikan serangan yang hampir tiga kali lebih besar dari yang sebelumnya terjadi. Dengan puncak transaksi data mencapai 1.35 Tbps, serangan ini melibatkan ribuan Autonomous System (ASN) di puluhan ribu titik akhir yang berbeda. Cara serangan DDoS ini beroperasi melalui penyalahgunaan instance memcached yang dapat diakses melalui internet secara publik.
Awal tahun ini, Github kembali menjadi target serangan DDoS yang mencatatkan dirinya sebagai serangan terbesar dalam sejarah yang tercatat hingga saat ini.
Baca juga:Kenali Apa itu Malware dan Cara Mencegahnya
Cara Kerja dan Tujuan DDoS
Apa itu DDoS? DDoS, atau Distributed Denial of Service, adalah konsep serangan yang melibatkan pengiriman lalu lintas jaringan yang berlebihan untuk mengganggu layanan yang dituju. Konsep dari serangan Denial of Service dapat dijelaskan dalam tiga tipe penggunaan yang berbeda, yaitu:
- Request flooding adalah teknik yang melibatkan pengiriman banyak permintaan (request) ke server atau jaringan target. Dalam serangan ini, jumlah permintaan yang besar membuat server tidak mampu untuk melayani pengguna yang sah, sehingga mengganggu ketersediaan layanan.
- Traffic flooding, di sisi lain, merupakan teknik yang melibatkan pengiriman lalu lintas jaringan dalam jumlah besar ke server target. Akibat dari serangan ini adalah overload pada jaringan atau server yang menyebabkan pengguna lain tidak dapat mengakses layanan tersebut.
- Tipe ketiga dari serangan Denial of Service melibatkan upaya untuk mengubah konfigurasi sistem atau merusak komponen dan server. Meskipun efektif, cara ini jarang digunakan karena sulit untuk dilakukan dan seringkali melibatkan tindakan ilegal.
Dengan demikian, DDoS attack memiliki beberapa metode yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu membuat layanan menjadi tidak tersedia bagi pengguna yang sah.
Jika kita mengkategorikan serangan DDoS berdasarkan lapisan OSI, kita dapat mengidentifikasi serangan yang terjadi pada berbagai tingkatan, termasuk layer aplikasi, protokol, dan volumetrik.
- DDoS Layer Aplikasi
Penyerangan kategori ini bertujuan untuk memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia pada targetnya. Target dari serangan ini adalah lapisan dimana halaman website dieksekusi pada server dan menghasilkan respons terhadap permintaan HTTP. Ini adalah tugas yang ringan jika server hanya harus menangani satu permintaan. Namun, masalah dapat timbul jika server harus melayani banyak permintaan secara bersamaan, terutama jika permintaan tersebut melibatkan eksekusi query pada database.
- DDoS Protokol
Serangan ini memanfaatkan protokol TCP dengan mengirimkan sejumlah besar paket SYN dengan alamat IP palsu. Ketika setiap koneksi masuk, server akan meresponsnya dengan menunggu proses koneksi yang seharusnya terjadi, tetapi pada kenyataannya, proses tersebut tidak pernah terjadi. Akibatnya, server akan mengalami beban yang terus berlanjut, yang pada akhirnya dapat menyebabkan overload.
- Volumetrik DDoS
Serangan DDoS ini bertujuan untuk menghabiskan seluruh bandwidth yang tersedia antara target dan jaringan internet. Metodenya melibatkan pembuatan lalu lintas yang sangat padat, seringkali dengan menggunakan botnet.
Namun, penting untuk diingat bahwa jenis serangan DDoS tidak terbatas pada yang telah kita bahas sejauh ini. Ada banyak variasi serangan DDoS yang telah tercatat, termasuk serangan Memcached DDoS, NTP Amplification, DNS Flood, UDP Flood, dan berbagai jenis lainnya.
Teknik DDoS
Serangan DDoS dapat dilakukan dengan berbagai teknik yang sederhana, termasuk penggunaan virus, botnet, dan perangkat lunak seperti RailGun.
- Botnet
Dalam pengembangan serangan DDoS, botnet digunakan untuk menjalankan serangan secara bersama-sama. Bot-bots ini biasanya disisipkan ke dalam malware, yang kemudian diinfeksikan ke komputer yang terhubung ke internet. Jumlah komputer yang terinfeksi ini bisa mencapai puluhan hingga jutaan, membentuk sebuah botnet, sementara komputer yang terinfeksi disebut sebagai komputer zombie. Dengan hanya satu perintah, botnet dapat menjalankan serangan DDoS ke komputer target secara bersamaan.
- Virus
Salah satu cara untuk melakukan serangan DDoS adalah dengan menyebarkan virus melalui berkas yang dibagikan di berbagai situs yang terhubung ke internet. Virus ini dirancang khusus untuk menjalankan bot melalui skrip yang berjalan pada sistem operasi. Beberapa virus bahkan dapat mengambil alih hak akses dari perangkat yang mengunduh skrip tersebut dan menjalankannya pada sistem operasi. Ketika komputer terinfeksi virus DDoS, virus tersebut akan secara aktif melancarkan serangan DDoS ke server atau alamat IP tertentu yang telah ditentukan.
Baca juga: Mengenal Keamanan Siber dan Fungsinya
Ciri-ciri Website Anda Terkena DDoS
Ketika sebuah website terkena serangan DDoS (Distributed Denial of Service), terdapat beberapa ciri-ciri atau tanda yang dapat mengindikasikan adanya serangan tersebut. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang mungkin muncul pada website yang menjadi korban serangan DDoS:
- Kinerja Lambat atau Tidak Responsif: Salah satu tanda utama serangan DDoS adalah kinerja website yang menjadi sangat lambat atau bahkan tidak responsif sama sekali. Pengguna akan mengalami kesulitan dalam mengakses halaman web atau mengirim permintaan.
- Peningkatan Lalu Lintas: Jika terjadi peningkatan tiba-tiba dalam lalu lintas yang mengarah ke website Anda, itu bisa menjadi indikasi serangan DDoS. Hal ini terutama berlaku jika lonjakan tersebut tidak sesuai dengan tren biasa atau puncak lalu lintas yang diperkirakan.
- Permintaan yang Tidak Biasa: Serangan DDoS seringkali melibatkan pengiriman permintaan yang tidak biasa atau anomali, seperti permintaan berulang-ulang ke halaman yang sama atau permintaan yang tampak mencurigakan.
- Penggunaan Banyak Alamat IP: Dalam serangan DDoS, serangan datang dari banyak alamat IP yang berbeda. Oleh karena itu, jika Anda melihat sejumlah besar alamat IP mencoba mengakses website Anda secara bersamaan, itu bisa menjadi tanda serangan DDoS.
- Gangguan pada Layanan Tambahan: Selain website itu sendiri, layanan tambahan seperti server email atau basis data juga dapat terpengaruh. Jika Anda melihat gangguan pada layanan-layanan ini secara bersamaan dengan kinerja website yang buruk, itu mungkin tanda serangan DDoS.
- Peningkatan Beban Server: Serangan DDoS dapat menyebabkan beban server yang tinggi. Jika Anda memonitor beban server Anda dan melihat peningkatan yang signifikan, itu bisa mengindikasikan serangan.
- Log Aktivitas yang Tidak Biasa: Pemeriksaan log aktivitas server Anda mungkin mengungkapkan pola yang tidak biasa, seperti banyaknya permintaan dari alamat IP yang sama atau permintaan yang tidak standar.
Jika Anda mencurigai bahwa website Anda sedang mengalami serangan DDoS, penting untuk segera mengambil tindakan pencegahan dan melaporkannya kepada penyedia hosting Anda atau ahli keamanan siber untuk membantu mengatasi serangan tersebut.
Baca juga: Apa Itu Ransomware dan Cara Mencegahnya
Cara Mengatasi Permasalahan DDoS
Setelah mengetahui apa itu DDos? dan ciri-ciri website Anda terkena serangannya, maka selanjutnya yang harus Anda ketahui dan pahami adalah bagaimana cara mengatasi permasalahan serangan DDoS ini!
Jika website atau sistem Anda terkena serangan DDoS, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengatasi situasi ini. Berikut beberapa tips keamanan website yang dapat Anda pertimbangkan:
- Identifikasi Serangan: Jika Anda memiliki server sendiri, segera identifikasi tanda-tanda serangan DDoS. Dengan mendeteksi serangan sedini mungkin, Anda dapat bersiap-siap untuk mengambil langkah-langkah penanganan yang diperlukan sebelum serangan menjadi lebih serius.
- Pertimbangkan Parameter Jaringan: Terdapat beberapa langkah teknis yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi dampak serangan DDoS, beberapa di antaranya sederhana. Misalnya, Anda dapat mempertimbangkan:
- Peningkatan Bandwidth: Jika memungkinkan, pelebaran bandwidth dapat memberikan waktu tambahan bagi sistem Anda agar tidak down. Namun, ini mungkin tidak efektif jika serangan DDoS sangat besar.
- Hubungi ISP atau Penyedia Hosting Web: Serangan DDoS sering kali menargetkan alamat IP dari sistem Anda. Anda dapat melaporkan serangan kepada penyedia Internet Service Provider (ISP) atau penyedia hosting web Anda, yang dapat membantu mendeteksi dan mengatasi serangan tersebut.
- Konsultasikan dengan Spesialis DDoS: Langkah terakhir yang dapat Anda ambil adalah menghubungi spesialis DDoS yang memiliki pengalaman dalam menangani serangan semacam itu. Mereka dapat memberikan bantuan dan saran ahli untuk mengatasi serangan DDoS.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat meningkatkan kemungkinan untuk mengurangi dampak serangan DDoS pada website atau sistem Anda. Tetap waspada dan responsif terhadap serangan adalah kunci untuk menjaga keamanan online Anda.
Baca juga: Cracking Adalah: Pengertian, Jenis, Akibat, dan Cara Mengatasinya
Kesimpulan
Apa itu DDoS? DDoS adalah serangan siber yang bertujuan untuk mengganggu dan menonaktifkan layanan atau sumber daya online dengan membanjiri target dengan lalu lintas internet yang sangat tinggi. Serangan ini dilakukan melalui jaringan perangkat yang dikompromikan, seringkali tersebar di berbagai lokasi geografis, sehingga membuatnya sulit dideteksi dan dihentikan. DDoS merupakan ancaman serius terhadap keberlanjutan operasional situs web, aplikasi, atau jaringan, dan memerlukan langkah-langkah mitigasi dan perlindungan yang efektif untuk menjaga keamanan online.
Leave A Comment