Apa Yang Dimaksud Dengan Metode SCRUM ?

Apa itu Metode Scrum ?

Metode Scrum digunakan pertama kali dalam pengembangan perangkat lunak dimulai oleh Jeff Sutherland, Easel Corporation pada tahun 1993.

Metode Scrum pertama kali diformulasikan dan dipresentasikan pada Object Management Group tahun 1995 dengan judul paper “Scrum Development Process”.

Scrum adalah sebuah kerangka-kerja, bukan sebuah metodologi manajemen proyek. Walaupun Scrum lebih banyak digunakan untuk pengembangan piranti lunak namum Scrum bisa digunakan untuk pengembangan produk apapun yang bersifat kompleks. Karena Scrum lebih ditujukan untuk pengembangan produk kompleks, Scrum didasari oleh empirisme. Tiga tiang dari empirisme yakni: transparansi, inspeksi dan adaptasi.

Nama Scrum diambil dari istilah dalam permainan rugby, yang ditemukan oleh Ken Schwaber dan Jeff Sutherland untuk mengadaptasi model pengembangan perangkat lunak.

Scrum bukanlah sebuah metodologi, melainkan sebuah framework atau kerangka kerja yang digunakan untuk mengembangkan produk kompleks. Lalu apa perbedaan framework dengan metodologi? Framework lebih kepada batasan dan aturan yang perlu dipenuhi untuk mencapai sesuatu, sedangkan cara, proses, dan tekniknya dapat bebas berkreasi. Sedangkan metodologi menjelaskan cara, proses, dan teknik yang perlu dilakukan untuk mencapai sesuatu. Karena itu Scrum hanyalah sebuah framework, maka di dalamnya sangat mungkin berisi kombinasi antara berbagai metodologi, selama tidak mengganggu filosofi Scrum.

Sejarah Scrum

Scrum pertama kali diperkenalkan dalam artikel Takeuchi and Nonaka yang berjudul “The New New Product Development Game”[1] dan dipublikasikan oleh Harvard Business Review (HBR) pada tahun 1986.

Pada artikel tersebut Takeuchi dan Nanaka melakukan survey pada beberapa perusahaan di Jepang, antara lain ; Fuji Xerox, Canon, 3M dan Honda. Survei tersebut dilakukan untuk melihat bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut dapat membuat produk baru dengan kualitas produk yang sangat bagus, secara sukses.

Takeuchi dan Nanaka menemukan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan pendekatan yang sama dalam mengembangkan produknya. Metode Scrum digunakan pertama kali dalam pengembangan perangkat lunak dimulai oleh Jeff Sutherland, Easel Corporation pada tahun 1993.

Metode Scrum pertama kali diformulasikan dan dipresentasikan pada Object Management Group tahun 1995 dengan judul paper “Scrum Development Process”.


Scrum secara garis besar dapat diilustrasikan sebagai berikut ini:

metode scrum

Scrum building block disebut SprintSprint adalah sebuah kotak-waktu (yang biasanya mempunyai durasi 1 hingga 4 minggu) dimana tim pengembang fokus dalam mencapai target yang jelas. Setiap Sprint selalu berakhir dengan diikuti Sprint Review, dimana hasil yang sudah dibuat dipresentasikan dan didemontrasikan didalam sebuah rapat tim.


Istilah-istilah di dalam Scrum

1. Product Backlog

Pemilik Proyek menyusun dan mengumpulkan semua permintaan dan kebutuhan sistem, misalnya fitur-fitur yang dibutuhkan dan-atau kebutuhan non-fungsional sistem. Setelah tujuannya sudah ditetapkan, semua permintaan dan kebutuhan tersebut dibagi-bagi menjadi bagian-bagian kecil yang mana setiap bagian kecil tersebut harus mempunyai nilai dan layak untuk dikembangkan.

Pemilik Proyek juga menentukan skala prioritas dalam pengerjaan bagian-bagian kecil tersebut. Bagaimana dan seperti apa bagian-bagian kecil tersebut diimplementasikan dan di-deliver?
Pertanyaan tersebut akan menghasilkan sebuah to-do-list berdasarkan kebutuhan pasar dan kebutuhan pelanggan yang selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu.

2. Backlog Refinement

Backlog harus di-maintain dengan baik dan tepat oleh Tim Scrum untuk dilakukan perencanaan, sehingga Sprint dapat berjalan dengan lancar. Hal-hal yang harus dilakukan dalam me-maintain backlog antara lain adalah melakukan proses estimasi dan breakdown kebutuhan, Hal tersebut dilakukan agar kondisi Sprint (1-4 minggu) terpenuhi.

Oleh karena itu, sangat membantu apabila tim mengalokasikan waktu khusus setiap minggu untuk melakukan Penghalusan Backlog (Backlog Refinement), dan disaat yang sama juga melakukan perencanaan.

3. Sprint

Sprint adalah kotak-waktu yang berisi periode kerja dimana pada sprint fokus terhadap delivery produk berdasarkan item-item yang dipilih dari Product Backlog.

Didalam Sprint selalu ditetapkan waktu pekerjaan secara konsisten dan Sprint yang baru dimulai sesegera mungkin setelah sprint yang ada telah selesai dikerjakan.

4. Daily Scrum

Setiap hari, Tim Scruam harus melakukan pertemuan (rapat) selama maksimal 15 menit. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mensinkronkan progres, mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang ada dalam mengerjakan pekerjaannya.

Pertanyaan yang biasa ditanyakan adalah :

  • Apa yang anda lakukan sejak pertemuan terakhir ?
  • Apa rencana yang anda lakukan sampai pertemuan berikutnya ?
  • Apa ada suatu masalah yang membuat anda tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya ?

Fokuslah pada pertanyaan 1 dan 2, untuk melihat sejauh mana progress yang telah dibuat dan untuk menentukan siapa yang mengerjakan apa setiap harinya.

Pertanyaan ketiga digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang muncul. Mulai dari pertanyaan yang bersifat teknis hingga non-teknis yang dinilai dapat mengacaukan pekerjaan.

5. Sprint Review

Setiap Sprint selalu berakhir dengan mendemontrasikan dan mempresentasikan fitur-fitur yang telah dikerjakan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa fitur-fitur tersebut dapat bekerja dengan baik.

Sebaiknya Sprint review dilakukan dalam team yang kecil, sebelum produk tersebut didemontrasikan dan dipresentasikan pada team yang besar (Pemilik Produk, pelanggan dan manajemen perusahaan)

Sprint Retrospective

Di dalam Sprint Retrspective, Tim Scrum merefleksikan bagaimana pekerjaan-pekerjaan berjalan pada Sprint sebelumnya?

Harapan yang ingin dicapai pada Sprint Retrspective adalah adanya perbaikan tindakan sehingga Sprint berikutnya dapat dikerjakan dengan lebih baik lagi.

Perbaikan-perbaikan tersebut harus di-implementasi-kan pada Sprint berikutnya.


ROLES

1. Development Team

Development team atau tim pengembang adalah team yang mendesain dan melakukan proses problem-solvers. Biasanya team tersebut terdiri dari 3-9 orang.

3-9 orang adalah team yang paling optimal dalam menggunakan metode scrum berdasarkan beberapa penelitian yang ada.

Pembagian tugas dan distribusi informasi ditentukan diantara anggota tim itu sendiri. Setiap anggota tim bertanggungjawab atas keberhasilan keluaran sprint yang dilakukan.

2. Product Owner

Product Owner atau pemilik proyek harus memastikan bawha tim pengembang bekerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan dilihat dari kacamata bisnis.

Pemilik proyek melakukan manajemen terhadap Product Backlog, yang dibreakdown menjadi to-do-list, sehingga semua keinginan dan kebutuhan sistem dapat terekam dengan baik berdasarkan keuntungan yang diterima dengan mempertimbangkan sisi bisnisnya.

Pemilik proyek fokus pada bagaimana produk dihasilkan nantinya. Selain itu pemilik proyek juga harus selalu melihat berapa banyak dana yang dikeluarkan dalam mengembangkan produk dan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan oleh produk tersebut.

3. Scrum Master

Scrum master atau tenaga ahli Scrum adalah kombinasi dari pelatih, fixer dan penjaga gawang.

Hal yang paling penting dari Scrum Master adalah, Scrum Master harus dapat mengarahkan dan melatih Tim Pengembang dan Pemilik Proyek untuk memastikan bahwa mereka selalu berada dalam kondisi terbaiknya dalam meraih kesuksesan.

Scrum Master memimpin rapat setiap harinya – Daily Scrum. Scrum master harus memastikan bahwa tim pengembang tidak teralihkan fokusnya pada hal-hal diluar proyek/pekerjaan.

4. Scrum Team

Scrum Team atau Tim Scrum adalah gabungan dari Tim Pengembang, Pemilik Proyek dan Tenaga Ahli Scrum.


TOG Indonesia can provide IT professionals for temporary, fixed-period placement in your company for project-based assignments:  IT Developer, Software Tester, Project Manager, Business Analyst, System Analyst, Security Engineer, etc.

We provide competent trainers in the field of Information and Technology with a certified and proven track record for developing human resources from leading multinational and national companies in Indonesia. To formalize the training program while creating a strong foundation for educational programs, Triple One Global Indonesia develops by combining high quality IT education and IT Training to add broad insights into the latest developments.

For more info please call: 021-21192578,  WhatsApp: 08151622988

Jln. Mandala Raya No 35 , Jakarta Barat

Email: recruitment@tog.co.id

TOG INDONESIA