Blockchain merupakan rangkaian catatan data yang tidak dapat diubah dan diberi stempel waktu yang disebut Block. Data ini dikelola oleh jutaan komputer, tidak dimiliki oleh individual manapun, dan dihubungkan oleh prinsip-prinsip kriptografi yang disebut rantai/chain. Penggunaan Blockchain tidak dikenakan biaya transaksi dan menjadi cara otomatis teraman untuk menyampaikan informasi. Kalau Anda tertarik menjadi blockchain developer, Anda bisa membaca ulasan ini.

Cara menjadi Blockchain Developer

Blockchain Developer

sumber foto : binadigitalbangsa.com

Perjalanan untuk menjadi pengembang Blockchain akan menjadi seperti ini:

1. Memahami dasar-dasarnya

Beberapa istilah yang perlu Anda pahami adalah sebagai berikut.

  • Blockchain: informasi historis dari semua transaksi mulai dari blok blok awal hingga yang terbaru.
  • Konsensus: serah-terima antar pengguna yang didistribusikan melalui jaringan Blockchain.
  • Miners: prang yang menggunakan fungsi matematika kriptografik untuk memahami fungsi hash untuk verifikasi dan validasi transaksi, sehingga mendapatkan bayaran dengan mendapatkan bitcoin.
  • Alamat: alamat Cryptocurrency untuk mengirim transaksi di jaringan. 
  • ASIC: Application Specific Integrated Circuit yang digunakan di komputer khusus untuk mining.
  • Ehtereum: jaringan Blockchain terdesentralisasi untuk aplikasi yang menjalankan proses tertentu dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, seperti penipuan dan gangguan lain.
  • Hard fork: mekanisme tertentu yang membuat semua transaksi tidak valid sebelumnya menjadi valid, atau sebaliknya.
  • Hash rate: tingkat Hash per detik untuk mining rig.
  • Smart contract: aturan bisnis yang diberlakukan dalam bahasa tertentu di jaringan blockchain untuk diikuti oleh semua peserta.
  • Biaya transaksi: semua biaya untuk transaksi mata uang kripto yang diberikan kepada miner yang berhasil memvalidasi transaksi.
  • Kriptografi: teknologi Blockchain yang menggunakan fungsi Cryptographical untuk operasinya.2. Mempelajari prosesnya

Ketika Anda ingin membuat aplikasi fintech, dapat melakukannya di internet dengan membuat mata uang kripto, bitcoin, atau mata uang virtual lainnya. Anda dapat mengumpulkan dana untuk memulai aplikasi dengan menukar mata uang kripto dengan uang virtual dari investor. Transaksi itu bisa dilakukan dengan mengunjungi situs web coinbase dan membeli beberapa koin, atau memiliki dompet online yang tersedia. Namun ketika memiliki dompet online, sebaiknya simpan uang dalam jumlah kecil saja.

2. Melakukan pengkodean aktual

Bahasa pemrograman yang dapat digunakan di jaringan Blockchain adalah C ++, C #, Go, dan javascript. Beberapa tantangan yang dihadapi blockchain developer, seperti keamanan, kinerja, manajemen sumber daya, dan proses isolasi.

3. Membuat smart contract

Segala hal yang ada di jaringan harus bersifat tetap dan mengikuti integritas data meskipun jaringannya didistribusikan secara global. Smart contract harus bersifat deterministik, dapat dihentikan, dan terisolasi demi keamanan.

4. Bergabung dengan komunitas pengembangan Blockchain

Komunitas semacam ini ada di berbagai platform, seperti Github, Reddit, dan StackExchange. Anda perlu bergabung dengan komunitas itu agar tetap up to date.

Ada dua jenis pengembang Blockchain, yaitu pengembang inti BlockChain dan pengembang perangkat lunak Blockchain. Pengembang inti BlockChain bertugas untuk mendesain protokol Blockchain, protokol konsensus dan pola keamanan, arsitektur jaringan, dan pengawasan seluruh jaringan.

Sedangkan pengembang perangkat lunak BlockChain bertugas untuk mengembangkan smart contract, desain aplikasi terdesentralisasi, back-end tentang Blockchain, dan pengawasan aplikasi tersebut.

Keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk menjadi blockchain developer adalah kriptografi, arsitektur BlockChain, pengembangan smart contract, website, dan struktur data.

Baca juga : Bocoran pertanyaan Interview Java yang Sering Ditanyakan


Klik dibawah ini untuk informasi tentang IT Training dan Info Loker seputar IT