Soft-skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Soft -skill adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun, soft-skill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal.

Yang dimaksud soft-skill personal adalah kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat mengendalikan emosi dalam diri, dapat menerima nasehat orang lain, mampu mengatur waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat dikategorikan sebagai soft-skill personal.

Soft-skill meliputi dimensi personal attribute (kepribadian, values, mindset) dan dimensi interpersonal (hubungan antar pribadi). Sehingga dalam melatih soft-skill tidak saja sebatas pada melatih teknik – teknik semata. Sebut saja melatih keterampilan  berkomunikasi atau mengikuti training sejenisnya. Jika yang dipelajari dan dilatih hanya teknik – teknik berkomunikasi dengan orang lain, maka ini tidak melatih soft-skill secara utuh. Selain teknik komunikasi yang jitu, kamu perlu mendapatkan cara agar dirinya percaya diri dalam berkomunikasi, atau cara untuk menghindari dugaan yang negatif dan cenderung menghambat komunikasi.

Baca Juga Manfaat Training IT Bagi Perusahaan

Tetapi bukankah semua keterampilan juga memerlukan teknik pengelolaan diri seperti itu?. Ya!, tepat sekali. Seorang operator mesin juga perlu percaya diri, tenaga back-office juga harus memiliki mindset yang memberdayakan atau biasa disebut mindset positif. Bahkan bukan hanya pengelolaan diri, tetapi termasuk interpersonal skill nya. Bukankah operator mesin perlu bisa bekerjasama dengan rekannya jika menemukan masalah – masalah? Pun dengan staff back-office.

Dalam hal ini hard-skill dan technical-skill juga memerlukan soft-skill. Sebagaimana diungkapkan George Paajanen bahwa soft-skill melengkapi hard-skill yang merupakan persyaratan melakukan pekerjaan atau aktivitas lainnya.

Nah, soft-skill juga harus di iringi dengan hard-skill, karena kita hidup tidak boleh hanya mempunyai soft-skill yang berkualitas saja, tapi hard-skill kita perlu diperhatikan. Dengan memiliki hard-skill yang baik, kita bisa menjadi manusia yang berkualitas. Misalnya, kita di sekolah kan oleh orang tua kita, kita akan memiliki ilmu pengetahuan, nah ilmu tersebut akan kita gunakan dalam kehidupan kita nanti, oleh karena itu, hard-skill dan soft-skill yang seimbang dapat menumbuhkan jiwa / pribadi yang berkualitas.