Tak lama lagi, cahaya yang berasal dari lampu LED akan membuat kecepatan koneksi WiFi ibarat siput berjalan (lelet). Semua berkat teknologi baru yang disebut LiFi, yang mengirimkan informasi secara nirkabel melalui cahaya tampak.
Light Fidelity (disingkat LiFi) adalah teknologi komunikasi nirkabel dua arah yang berkecepatan tinggi dan mirip dengan teknologi WiFi. Istilah ini dicetuskan oleh Harald Haas dan merupakan sebuah bentuk dari komunikasi yang memanfaatkan cahaya. Teknologi ini dapat menjadi pelengkap komunikasi RF (WiFi atau jaringan seluler).
Teknologi ini baru-baru ini didemonstrasikan di Mobile World Congress, pameran mobile terbesar di dunia oleh perusahaan startup Perancis, Oledcomm. LiFi bahkan menarik minat perusahaan Apple untuk mengintegrasikannya ke dalam iPhone 7.
Hal yang membuat LiFi begitu revolusioner adalah kecepatan yang luar biasa, hingga 100 kali lebih cepat dari WiFi. Dengan menggunakan koneksi LiFi, Anda bisa mengunduh 23 DVD hanya dalam waktu satu detik. Uji laboratorium menunjukkan kecepatan LiFi lebih dari 200 Gbps.
LiFi bekerja dengan memanfaatkan kerlip tak terlihat dari lampu LED, yang sebenarnya berkedip ribuan kali per detik. Kedipan tersebut telah dijuluki sebagai “persamaan digital sandi Morse”.
Untuk semua kelebihannya, LiFi memang memiliki satu kelemahan. Karena menghantarkan informasi dengan cahaya tampak, perangkat Anda harus berada di ruang dengan lampu yang menyala terang agar Li-Fi bisa bekerja.
LiFi tak bisa digunakan dalam ruangan yang gelap atau di bawah sinar matahari. Sinar matahari akan mengganggu cahaya buatan yang mentransmisikan informasi. LiFi juga tidak bisa menembus dinding, karena alasan yang sama bahwa cahaya dari ruang tertutup tidak bisa menerangi setiap kamar sekitarnya.
Jadi WiFi masih menjanjikan untuk digunakan, meskipun LiFi telah diimplementasikan secara luas.
Source:
-wikipedia
-nationalgeographic.co.id
Leave A Comment