Terdapat banyak database yang bisa Anda gunakan, tetapi database yang cukup populer yang sering digunakan adalah SQL dan NoSQL. Kedua database ini  memiliki karakter dan kelebihannya masing-masing. Apa saja? yuk simak ulasan perbedaan SQL dan NoSQL dibawah ini.

Perbedaan SQL dan NOSQL

Sumber Foto : albertogurrion.wordpress.com

Perbedaan utama yang paling mencolok antara SQL dan NoSQL adalah  database SQL menggunakan SQL, yaitu Structured Query Language sebagai bahasa pemrograman standar untuk mengelola basis data relasional serta untuk melakukan berbagai operasi pada data di dalamnya.

Sedangkan database NoSQL tidak menggunakan hubungan tabular dalam melakukan penyimpanan dan pengambilan data yang umum pada database relasional. Fokus utama NoSQL pada pengumpulan dokumen karena NoSQL sangat idealnya jika digunakan untuk menyimpan set data besar yang biasanya disimpan dalam dokumen JSON.

Perbedaan lainnya antara SQL dan NoSQL adalah ;

Aplikasi

SQL bersifat table-based karena database yang satu ini sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan transaksi multi baris. Aplikasinya adalah sistem akuntansi dan legacy system yang dibuat untuk struktur relasional.

Sedangkan NoSQL adalah jenis database yang cocok digunakan untuk data set yang besar seperti big data.  Sudah banyak yang menggunakan NoSQL , seperti aplikasi jejaring sosial atau customer management yang struktur datanya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dari perkembangan aplikasinya sendiri.

Bahasa

Prbedaan lain antara SQL dan NoSQL yang bisa langsung dilihat adalah bahasa query dari masing-masing database. Bahasa SQL adalah bahasa query yang terstruktur yang menyebabkan SQL menjadi agak terbatas. Jadi jika Anda menggunakan SQL, harus membuat skema terlebih dahulu dalam membangun struktur data bahkan sebelum Anda membuat database tersebut.

Jika SQL memiliki skema yang terstruktur, NoSQL tidak memiliki skema dan tak terstruktur. Data NoSQL juga bisa disimpan dengan cara banyak cara seperti, graph-based, document-oriented, column-oriented, atau yang terorganisir dengan baik seperti KeyValue. Fleksibilitas ini memudahkan Anda dalam membuat dokumen terlebih dahulu sebelum menentukan struktur yang akan digunakan. Anda juga bisa menambahkan isian (field) kapanpun serta menerapkan syntax yang berbeda-beda dalam setiap database.

Komunitas

SQL memiliki komunitas yang lebih besar dibandingkan NoSQL karena SQL sudah berumur puluhan tahun. Akan tetapi, saat ini perkembangan komunitas NoSQL terbilang sangat cepat. Contohnya adalah sudah banyak tutorial MongoDB yang bertebaran di internet. Hadirnya berbagai stack seperti MEAN (MongoDB, Express JS, Angular JS, Node JS) atau MERN (MongoDB, Express JS, React JS, Node JS).

Skalabilitas

Hampir seluruh database SQL memiliki skala vertikal. Apabila Anda ingin mengembangkan database, Anda menambah kapasitas muatan di satu server dengan meng-upgrade komponennya seperti RAM, kapasitas SSD, atau CPU.

Sebaliknya, database NoSQL memiliki skala horizontal di mana jika Anda ingin mengembangkan database, hanya perlu menambah server baru. Hal inilah yang membuat NoSQL dipakai oleh perusahaan seperti Facebook yang memiliki jumlah pengguna sangat besar dan jenis data yang bermacam-macam.

Baca juga : 5 Sertifikasi SQL Terbaik untuk Meningkatkan Karir Anda di Tahun 2021


Klik dibawah ini untuk informasi tentang IT Training dan Info Loker seputar IT