Hindari 5 Hal Ini Agar Lembur Kerja Menjadi Berfaedah

Dalam dunia kerja, kata “lembur” tentu bukan hal yang asing lagi bagi kita. Meskipun sudah memulai hari lebih pagi demi menyelesaikan setumpuk pekerjaan, namun tetap ada saja beberapa hal yang membuat kita terpaksa lembur. Mulai dari beban kerja yang terus ditambah oleh atasan hingga kita yang kurang fokus sehingga pekerjaan hari ini tak bisa selesai tepat pada waktunya.

Meskipun niat kamu adalah untuk menyelesaikan pekerjaan, tapi tidak semua lembur itu berfaedah. Buktinya banyak hal yang membuatmu harus sampai larut malam di kantor, tapi disebabkan oleh alasan yang tidak penting. Daripada kamu lembur tapi tidak ada faedahnya, coba deh kamu cek dulu penyebabnya apa :

  1. Bukan karena lagi banyak pekerjaan, kamu lembur gara-gara siangnya suka berleha-leha dulu

Tanda kalau lemburmu tidak bermanfaat adalah karena kamu kebanyakan santai di jam kerja. Dalam sehari, rata-rata jam kerja adalah 8 jam. Harusnya, jika beban kerjamu sesuai dengan kesepakatan, maka kamu bisa menyelesaikannya dalam waktu tersebut. Bahkan kamu bisa istirahat untuk makan siang sekitar satu jam. Tapi jika kamu santai dan berleha-leha dahulu di jam kerja, maka bukan tidak mungkin kalau kamu terpaksa tinggal di kantor lebih lama. Padahal, kalau benar-benar dikerjakan di siang hari, kamu pasti juga bakal bisa pulang tepat waktu. Salah siapa coba?

  1. Lembur nyaris tiap hari, tapi kok nggak dapat uang lembur atau minimal voucher taksi?

Kalau lemburmu tadi sepadan dengan upah yang diberikan oleh perusahaan sih bukan masalah. Malah itu harusnya kewajiban dari pihak perusahaan. Kamu juga ikhlas-ikhlas aja mengerjakan pekerjaan di luar jam yang sudah ditentukan. Tapi masalahnya, tidak semua lembur dibayar sama perusahaan. Kadang dengan embel-embel “minta tolong”, pekerjaan tersebut hanya dibayar dengan 2M (Makasih, Mas/Mbak). Waktu ekstra tersebut jadi terasa makin berat, apalagi lemburnya nyaris tiap hari. Udah beban kerja berlebih, tapi nggak digaji. Bahkan voucher taksi saja tidak dapat. Sedih banget ya?

  1. Pekerjaan bertumpuk bukan karena kamu malas-malasan, tapi tumpang tindih job desc yang membuat pekerjaan jadi banyak

Alasanmu lembur adalah karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Sebelumnya, cek dulu kenapa pekerjaanmu bisa banyak sekali. Apakah memang karena project yang sedang hectic-hecticnya? Ataukah kamu kebanyakan mengerjakan job desc yang bukan bagianmu sehingga kamu pun keteteran? Jika yang kedua, sudah jelas bahwa kamu tidak boleh tenang-tenang saja. Segera bilang ke atasan untuk memperjelas job desc kamu.

  1. Harus lembur karena bos memberi kerjaan 5 menit menjelang jam pulang.

Kalau tadi lembur tidak berfaedahmu disebabkan oleh diri sendiri, maka kali ini lembur justru dikarenakan oleh atasanmu yang tiba-tiba memberi tugas baru. Parahnya lagi, dia baru memberikan kurang dari setengah jam waktu pulang. Ditawar “besok pagi ya, Pak”, malah dijawab “Sekarang”. Dengan alasan “deadline”, keharusan lembur jadi tidak bisa ditawar lagi. Kalau sesekali sih nggak masalah. Tapi kalau keseringan, kamu harus berani menolak.

  1. Bukannya kapok, malah jadi kebiasaan. 

Harusnya, lembur yang kamu lakukan itu membuatmu lebih gesit dan cepat dalam menyelesaikan pekerjaan di jam kerja yang udah ditentukan. Kamu akan berpikir dua kali untuk bersantai-santai ketika jam kerja. Karena biar bagaimana pun juga, lembur itu tidak enak. Tapi, kalau ternyata kamu malah jadi makin santai di jam kerja biasa karena merasa bisa menyelesaikan kerjaanmu di jam lebur, maka lemburmu sama sekali tidak berguna. Kamu sendiri yang menambah jam kerjamu sendiri. Jangan ngeluh nanti kalau kamu merasa hidupmu gitu-gitu saja.

Jadi jelas kan, lembur yang sering kamu lakukan sekarang itu termasuk berfaedah atau tidak? Kalau tidak bermanfaat, mending dikurangi dari sekarang. Kesehatanmu juga berisiko kalau kebanyakan kerja! Keep healthy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *