Menghadapi evolusi cara kerja seperti model hybrid working, muncul berbagai fenomena menarik, di antaranya ialah proximity bias.

Proximity bias, sebagai bentuk dari cognitive bias, memiliki karakteristik serupa dengan bias kognitif lainnya. Mengenali dampak negatifnya menjadi tantangan, terutama jika konsep dasarnya tidak dipahami dengan baik.

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan proximity bias Sobat TOGI? Temukan jawabannya dalam pembahasan berikut!

Apa itu Proximity Bias

bias kedekatan atau proximity bias merujuk pada kecenderungan seseorang untuk lebih memilih atau memberikan preferensi kepada individu yang berada dalam jarak fisik atau hubungan sosial yang lebih dekat dengannya. Dalam konteks pekerjaan, proximity bias dapat mempengaruhi proses perekrutan, penilaian kinerja, dan pengambilan keputusan terkait karier.

Beberapa contoh proximity bias dalam lingkup pekerjaan meliputi:

  1. Perekrutan: Seorang manajer atau rekruter mungkin cenderung memilih kandidat yang berasal dari kota atau wilayah yang sama dengan mereka, atau yang memiliki latar belakang sosial atau pendidikan yang serupa. Hal ini bisa mengabaikan potensi kandidat yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang lebih relevan, tetapi berasal dari lokasi atau latar belakang yang berbeda.
  2. Penilaian Kinerja: Dalam menilai kinerja karyawan, ada risiko bahwa atasan atau rekan kerja dapat memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada orang yang mereka lebih sering berinteraksi atau yang berada dalam tim yang lebih dekat dengan mereka secara geografis. Ini dapat menghasilkan penilaian yang kurang objektif dan adil terhadap karyawan yang bekerja dari lokasi yang lebih jauh atau memiliki hubungan kerja yang lebih terbatas.
  3. Pengembangan Karier: Kesempatan untuk pengembangan karier seperti promosi atau proyek-proyek khusus mungkin lebih sering diberikan kepada individu yang memiliki hubungan lebih dekat dengan pemimpin atau orang-orang yang memiliki pengaruh di dalam organisasi.

Mengenali dan mengatasi proximity bias penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil. Ini melibatkan penilaian dan pengambilan keputusan yang objektif, serta peningkatan kesadaran terhadap kecenderungan ini di kalangan pemimpin dan anggota tim. Sistem rekrutmen yang adil, penilaian kinerja yang obyektif, dan promosi berdasarkan kualifikasi dan prestasi dapat membantu mengurangi dampak istilah ini dalam konteks pekerjaan.

Baca juga: Personal Development Plan adalah: Arti, Pentingnya dan Cara Membuatnya

Efek Proximity Bias di Lingkungan Pekerjaan

Menurut penelitian yang diambil dari Slack dan dikutip oleh Recruitee, terdapat kekhawatiran sebesar 41% dari eksekutif perusahaan terkait perbedaan dalam perkembangan karyawan yang menjalani remote work dibandingkan yang bekerja di kantor.

Apabila tidak diatasi, proximity bias di lingkungan kerja dapat menciptakan dampak negatif terhadap karyawan, mengakibatkan perlakuan yang tidak adil dan tidak setara.

Walaupun demikian, model hybrid work sebenarnya dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas dalam lingkungan kantor, baik itu melibatkan kehadiran fisik tim maupun pekerjaan dari rumah.

Berikut beberapa efek dari proximity bias yang mungkin muncul:

  • Kesalahan atribusi fundamental (Fundamental attribution error): Proximity bias dalam konteks tempat kerja adalah salah satu bentuk kesalahan atribusi fundamental, di mana anggota tim atau pekerja yang tidak berada di kantor dianggap absen atau kurang berkontribusi.
  • Penurunan inklusivitas: Menurut laporan Forbes, proximity bias menjadi penyebab berkurangnya inklusivitas dalam lingkungan perusahaan.
  • Favoritisme tidak disengaja atau Accidental favoritism: Berdasarkan informasi dari BBC, proximity bias dapat menghasilkan favoritisme tidak disengaja, di mana individu yang berada di kantor lebih sering diprioritaskan oleh rekan kerja atau atasan sebagai bagian integral dari tim.

Apabila Anda menemui perbedaan perlakuan dari tim yang berada di kantor saat bekerja dari rumah, sebaiknya sampaikan hal ini kepada manajer.

Menyadari tanda-tanda proximity bias sejak dini dapat membantu Anda menghadapi dampak negatif yang mungkin timbul di masa depan.

Baca juga: Cyber Espionage Adalah: Arti, dan Cara Menanganinya

Cara Mengatasi Proximity Bias

Meskipun secara alami proximity bias mungkin terjadi, perusahaan dan organisasi memiliki kemampuan untuk mengurangi dampaknya di lingkungan kerja. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi hal ini:

1. Mengoptimalkan Komunikasi

Salah satu hal penting untuk mencegah adanya preferensi terhadap kedekatan di tempat kerja adalah dengan mengoptimalkan komunikasi antar tim, baik yang bekerja di kantor maupun secara remote. Hal ini bisa melalui kesepakatan bersama, di mana tim remote dan tim kantor akan bergantian dalam beberapa waktu. Selain itu, atur juga pertemuan secara langsung di luar jalur daring.

Jika kamu bekerja secara remote, jangan lupa untuk memaksimalkan komunikasi melalui platform chat maupun email agar tidak tertinggal.

2. Membuat Metode Evaluasi Kinerja yang Memastikan Keadilan dan Inklusivitas.

Metrik kesuksesan yang jelas melalui metode evaluasi kinerja atau performance review inklusif adalah upaya untuk menghindari preferensi terhadap kedekatan selanjutnya. Terkadang, jika tidak ada metrik yang terukur terkait performance review, rekan kerja dan manajer cenderung tidak menyadari atau mengabaikan presensi tim yang tidak ada di kantor.

Forbes menyarankan untuk menggunakan sistem yang dapat diukur secara kuantitatif, yang memastikan adanya peninjauan yang menyeluruh di setiap area bagi semua karyawan, bukan hanya berdasarkan laporan atasan dan ulasan dari rekan kerja.

3. Melakukan One-On-One Meeting

Baik dalam pertemuan tatap muka maupun secara online, one-on-one meeting merupakan langkah penting untuk menghindari preferensi terhadap kedekatan.

Manfaatkan sepenuhnya kesempatan ini apabila manajer telah menjadwalkan one-on-one meeting. Gunakan waktu tersebut untuk membahas proyek yang sedang berlangsung, mengemukakan ide-ide baru, berbagi kondisi terkini, serta mengeksplorasi peluang-peluang pengembangan karier.

4. Membangun Koneksi Lewat Event atau Aktivitas Tim

Apabila tim Anda bekerja dari lokasi yang beragam, bahkan dari negara yang berbeda, menciptakan acara atau kegiatan bersama menjadi suatu hal yang penting. Melalui kolaborasi semacam ini, hubungan kerja dapat tetap terjaga.

Jika memungkinkan, mengadakan pertemuan rutin secara langsung dengan tim yang berada di berbagai daerah akan memberikan nilai tambah. Manfaatkan setiap acara atau kegiatan untuk berfokus pada interaksi dan membangun koneksi dengan semua anggota tim.

Baca juga: Cara Menolak dengan Sopan di Kantor Beserta Contohnya

Kesimpulan

Proximity bias, atau kecenderungan memberikan nilai lebih kepada individu yang berdekatan secara fisik, merupakan fenomena yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja di lingkungan kerja. Dalam upaya mengatasi bias ini, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan inklusif dan mengoptimalkan komunikasi antar tim yang bekerja di lokasi yang berbeda. Metrik kesuksesan yang jelas dalam performance review serta pelaksanaan one-on-one meeting, baik secara tatap muka maupun online, dapat membantu mencegah preferensi terhadap kedekatan.

Untuk tim yang beroperasi dari lokasi yang beragam, penting untuk mengorganisir acara atau aktivitas bersama sebagai cara memperkuat kolaborasi dan menjaga hubungan baik. Menghadirkan pertemuan langsung dengan tim dari berbagai daerah, jika memungkinkan, dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan. Kesimpulannya, mengakui dan mengatasi proximity bias melibatkan upaya yang terus-menerus untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap anggota tim dihargai dan dinilai secara adil, tanpa memandang lokasi fisiknya.


Klik dibawah ini untuk informasi tentang IT Training dan Info Loker seputar IT