Test Driven Development (TDD) merupakan jenis pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Metode seperti ini cukup kompleks saat pengguna pakai untuk kolaborasi dalam dunia pemrograman.
Karena prosesnya cukup panjang dan tentunya akan menguras banyak tenaga. Lantas bagaimana penerapan dari TDD itu sendiri? Dan apa sih kelebihan dan kekurangan dalam penerapan TDD?
Informasi berikut akan membahas secara detail hal-hal yang berkaitan dengan Test Driven Development (TDD).
Mengenal Test Driven Development (TDD)
Apa itu Test Driven Development?
Test Driven Development (TDD) merupakan metode pemrograman yang unik. Hal ini karena dalam proses penerapan TDD merupakan kebalikan dari teknik development dan testing secara umum.
Pada tahapan prosesnya, Anda perlu melakukan penyusunan unit untuk menguji terlebih dahulu kemudian baru melakukan implementasi perubahan. Cara ini menggabungkan antara pemrograman, refactoring, serta pembuatan unit pengujian.
Sehingga pada tahap awal, developer membuat test case sederhana untuk selanjutnya melakukan uji coba. Apabila proses percobaan tersebut gagal, maka pembuatan kode baru adalah wajib.
Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kode terulang lagi. Pengembangan TDD memakai prinsip Agile dan juga Extreme programming agar bisa memperoleh kode yang sudah optimal.
Sehingga kode dapat bekerja dalam kurun waktu yang cukup lama dengan kondisi baik.
Langkah Melaksanakan Proses TDD
Terdapat lima tahapan yang bisa pengguna lakukan untuk menerapkan TDD, berikut langkah-langkahnya.
- Membuat tes;
- Melakukan percobaan atau uji coba untuk melihat apakah ada kegagalan;
- Menulis kode yang sesuai dengan hasil pada tahap kedua;
- Melakukan uji coba lagi serta merefactor kode;
- Mengulangi lagi sampai berhasil.
Apabila menilik dari teori, tahapan tersebut tentunya sangat simpel dan praktis. Sesuaikan dengan teorinya saat mengaplikasikan, sehingga Anda tidak akan merasa keberatan.
Keuntungan Menerapkan TDD
Ada beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan saat menerapkan Test Driven Development untuk mengembangkan suatu produk teknologi.
1. Deteksi Bug Lebih Cepat
Bug merupakan suatu permasalahan yang ada pada sistem pemrograman. Menggunakan pendekatan TDD, programmer bisa mengetahui bug yang muncul pada kode pemrograman dengan lebih cepat.
Hal ini terjadi karena metode tersebut menerapkan proses uji coba yang terus dilakukan. Sehingga permasalahan bisa cepat terlihat dan programmer selesaikan.
2. Bisa Melihat Kerusakan Akibat Refactor dengan Lebih Efektif
Ketika Anda melakukan refactor pada kode pemrograman, tentunya sedang ada masalah atau kerusakan yang menimpa. TDD membantu proses automisasi permasalahan semacam ini sebelum menerapkan aturan.
Pasalnya terdapat notifikasi yang akan memberikan tanda saat mengalami kerusakan pada kode. Jadi, kode milik Anda akan lebih cepat eksistensinya dan bug semakin mudah teratasi.
3. Memiliki Desain yang Lebih Baik
Manfaat lain dalam penerapan TDD adalah membantu pembuatan kode semakin lebih mudah. Proses interaksi dengan modul lainnya juga semakin jelas, karena menggunakan kode singkat dan tidak terlalu kompleks.
Hasilnya, membuat desain jadi bagus karena programmer merasakan kemudahan dalam proses pengerjaan.
Baca juga: Mau Jadi Programmer Profesional? Wajib Tahu Tentang Apa Itu Coding
4. Gampang Terintegrasi
Proses pengerjaan perangkat lunak membutuhkan kerja sama tim yang bagus. Pengerjaan yang dilakukan secara bersamaan akan membantu proyek lebih optimal.
Pendekatan TDD akan membantu memudahkan proses kerja sama tim saat membangun proyek. Apabila salah satu anggota tim tidak bisa hadir, maka developer bisa melanjutkan dari mana saja.
Kode yang sudah ada dapat developer bagikan dan mudah untuk pengguna lainnya teruskan. Hal ini bisa membantu membuat kerja sama antar tim semakin optimal.
5. Mudah untuk Tim Developer
Menerapkan metode TDD memang kerap butuh waktu yang relatif lama agar bisa selesai. Akan tetapi, kelebihannya pihak developer tidak perlu melakukan debugging secara berulang.
Pasalnya bug lebih cepat ditemukan dan kesalahan kode dapat terminimalisir sejak awal proses. Sehingga saat pengembangan menghasilkan kode yang lebih baik dan tidak terlalu rumit.
Framework yang Bisa Jadi Pilihan untuk Melakukan TDD
- csUnit dan NUnit;
- Junit untuk Java Script;
- PyUnit dan DocTest untuk Python;
- TestNG;
- Rspec merupakan kerangka pengujian untuk Ruby.
Demikianlah beberapa informasi penting terkait dengan Test Driven Development (TDD). Apakah penerapan pendekatan tersebut merupakan solusi yang lebih baik ketimbang metode rekayasa perangkat lunak pada umumnya?
Leave A Comment